Ilmu seperti Mata, membantu kita melihat dunia dengan begitu
banyak sisi kemudian merangkumnya menjadi
satu sisi (Pola Pikir). Sebagai contoh, Ketika ada bencana alam dahsyat,
dari sisi manakah kalian melihat/berpandangan ?. apakah ada yang berfikir bahwa
hal tersebut Azab ? apakah ada yang berfikir bahwa hal tersebut cobaan ? apakah
ada yang malah berfikir untuk menyalahkan Tuhan ? atau Berfikir untuk menyalahkan
Pemerintah ?. Ilmu memberikan kita
pandangan yang indah mengenai apapun di muka bumi.
( Susi Pudjiastuti)
Banyak cara untuk mendapatkan ilmu. Tidak harus dari sebuah
bangku sekolah dan kuliah. Saya sendiri berpendapat bahwa tidak semua orang
berilmu, berasal dari bangku sekolah dan harus menempuh kuliah. Banyak orang yang memiliki ilmu mengenai
bisnis dan menjadi pebisnis sukses ternyata tidak lulus dari bangku Sekolah
Dasar (SD). Menteri Kelautan dan Perikanan, Ibu Susi Pudjiastuti adalah contoh
seorang Yang tidak menempuh pendidikan Setamatnya Beliau dari Bangku Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Jika demikian, mengapa kita harus harus Sekolah atau
Kuliah?
Sebenarnya kewajiban kita bukalah sekolah ataupun Kuliah,
Tapi BELAJAR. Dimanapun berada, jika kita mau BELAJAR, Maka kita akan
mendapatkan ilmu dari yang kita Pelajari. Ibu Susi Pudjiastuti memiliki Tujuan,
dan beliau merasa bahwa tujuannya bisa di raihnya dengan tidak melanjutkan
sekolahnya. Jangan mengambil kesimpulan bahwa “ ibu susi tidak akan berhasil
jika melanjutkan sekolah”. Itu sebuah hal yang berbeda. Beliau berhasil karena
beliau BELAJAR. Maka jangan merasa bahwa anda sekolah atau kuliah, jika anda
tidak belajar apa – apa.
Melihat dari sosok Menteri Kelautan dan Perikanan kita,
pertanyaan selanjutnya adalah “ apakah anda mempunyai Tujuan seperti Ibu susi
yang di Usia belum genap 20 Tahun sudah memiliki Tujuan yang sangat
Terstruktur?”. Saya tanya kembali, “Bagaimana cara anda untuk mencapai sukses
sebagai seorang Pebisnis Pesawat Perintis dan Juga Pegekspor ikan ?”. tidak
punya jawaban ?
Itulah mengapa harus ada Sekolah. Karena tidak semua orang seperti
Ibu Susi Pujiastuti yang memiliki Jawaban, memiliki Tujuan. tidak semua orang memiliki
wawasan dan pandangan yang cukup Luas. Sekolah SD, SMP, SMA, S1, S2, S3. Dari
semua tingkat pendidikan itulah kita dikenalkan dengan suatu hal yang bernama “PILIHAN”.
Begitu banyak pilihan, pandangan, begitu banyak Ilmu yang akan diperoleh. Diantara
begitu banyak Pilihan tersebut, nantinya anda lah yang akan menentukan ke arah
mana pilihan dan tujuan anda. Cukuplah SMA Atau wajib belajar 12 yang dicanangkan
oleh pemerintah untuk Putra Putri Penerus Bangsa. Tetapi tidak ada salahnya
jika Putra dan Putri Bangsa ingin menempuh pendidikan lebih dari Sekolah
Menengah Atas.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi keputusan untuk
melanjutkan studi ke jenjang Sarjana. Salah satunya adalah tuntutan Karir. Di
era sekarang, Untuk menjadi seorang Marketing Bank saja haruslah berijazah
minimal Diploma III. Bagaimana mungkin anak yang bercita –cita menjadi seorang
direktur Bank BUMN tidak melanjutkan sekolah ke jenjang sarjana ? apakah kelak
ia akan sukses meraih cita – cita sebagai direktur Bank BUMN, dengan Status
Pendidikannya yang lulusan SMA ?
Saya memiliki kisah pribadi. 6 Tahun yang lalu, ketika saya
berada di bangku Sekolah Menengah Kejuruan. Terbesit keinginan untuk kuliah
setelah menyelesaikan pendidikan SMK. Pada waktu itu ganjalan untuk kuliah
adalah Biaya. Orang tua tidak pernah membicarakan apakah setelah lulus Sekolah,
saya akan lanjut Kuliah ataukah bekerja. Saya berfikir karena tidak ada
pembicaraan. Pastilah saya akan bekerja.
Akan tetapi di saat – saat terakhir. Diputuskanlah bahwa
saya harus kuliah. Orang tua memberikan ijin untuk saya kuliah. Saat itu yang
terbesit di benak saya adalah memilih jurusan yang sesuai dengan Jurusan saya
saat di SMK. Yaitu Komputer. Saya masih belum mengetahui bagaimana cara memilih
Universitas. Saya cari tahu via Internet. Dan UNS (Surakarta), AMIKOM
(Yogjakarta), UDINUS (Semarang) lah yang saya pilih sebagai opsi. Tetapi muncul
permasalahan, ketika pilihan Pertama yaitu UNS, Saya gagal. Di pilihan berikutnya
yaitu AMIKOM dan UDINUS terganjal masalah biaya.
( 3 Gedung STIMIK AMIKOM dari 7 Gedung)
Saat itu biaya untuk masuk ke AMIKOM mencapai 9 Juta dan
UDINUS justru lebih mahal lagi, yaitu 12 Juta. Setelah saya tanyakan ke Orang
tua. Orang tua menyarankan cari yang Murah dan Dekat dengan Rumah. Maka saya
mencari Tahu dengan berkonsultasi kepada guru – guru. Saat itu saya bertanya
kepada 3 Guru, dimana Universitas yang memiliki Program Studi Komputer yang
baik yang berada di Surakarta. Saat itu ada 4 Pilihan. STIMIK SINAR NUSANTARA,
UNIVERSITAS SURAKARTA, STIMIK DUTA BANGSA, DAN STIMIK AUB. Saya memilih
UNIVERSITAS SURAKARTA karena Paling Murah. Yang penting Bisa Kuliah.
Saat saya sudah mendapat tempat kuliah, di suatu waktu saya
masih berfikir, andaikata saya bisa Masuk AMIKOM, Alangkah bahagianya saya.
Saat itu AMIKOM Yogjakarta memang menjadi Perguruan Tinggi dengan Teknologi
Informasi yang sangat Baik. Saya mengelus dada sembari berkata dalam hati
“andaikata saya sekolah di AMIKOM, kapan saya bisa Sekolah di AMIKOM, Kapan ?
hehehe, ngawur. Wong saya sudah kuliah S1. Bubar, bubar jangan menghayal”
Bersyukur saja lah dan melakukan yang terbaik. ya begitulah kira –kira.
Saya tidak Mengharap Tuhan memberikan Jalan untuk saya
Kuliah di AMIKOM. Saya tidak mengharap sedikitpun mengenai itu. Saya hanya
sangat menginginkan kuliah di AMIKOM, Itu saja, tanpa berdoa dan meminta untuk
dikabulkan bersekolah di AMIKOM. Saya juga tidak pernah terbesit sedikitpun
untuk melanjutkan ke jenjang S2. Tak pernah sedikitpun terlintas dipikiran
saya. Tetapi inilah Rahasia Tuhan. Jika IA telah berkehendak, Tidak ada yang
bisa menghalangi-NYA.
( Ruang Cinema Amikom )
Tepat Tanggal 1 Februari 2016, Saya diterima sebagai
Mahasiswa Program Pascasarjana STIMIK AMIKOM Yogjakarta. Jujur saat itu saya
Pesimis akan di terima. Saat ujian, Saya tidak menyangka jika Salah satu sub
soalnya adalah Soal Bahasa inggris. Bukannya tanpa persiapan. 1 bulan sebelum
ujian, saya telah menanyakan via email kepada pihak AMIKOM. Soal yang muncul
apakah hanya Tes Potensi Akademik ataukah ada Soal lain. Dan sudah di jawab
Hanya tes Potensi Akademik.
Tapi pada kenyataannya terdapat soal bahasa inggris yang
presentase nya lebih dari 50 Persen. tanpa belajar Bahasa Inggris sedikitpun
saya lantas mengerjakan soal – soal. Masing – Masing soal memiliki Durasi
pengerjaan Kurang dari 1 Menit. Setelah selesai mengerjakan. Saya tidak puas
sama sekali, saya pesimis. Saya terbiasa mempersiapkan segala sesuatu dengan
matang. Entah pada akhirnya gagal, jika saya telah persiapan. Tidak akan muncul
penyesalan yang berlebih. Dalam hal ini terdapat perbedaan. Yaitu tanpa ada
persiapan melatih soal bahasa inggris. Terang saja jika saya pesimis.
(80 PC Apple AMIKOM)
Di tambah lagi dengan sistem penerimaan yang memiliki 2
Kelas berbeda. Yaitu kelas A (Senin – Jumat) dan Kelas B (Sabtu dan Minggu).
Saat mendaftar, karena tujuan saya adalah memilih kuliah Sabtu dan Minggu,
dikarenakan hari – hari sisanya saya harus mengajar di Universitas Surakarta.
Maka saya memilih Kelas B Pada Pilihan 1 dan Pilihan 2.
Seharusnya jika ingin aman, adalah Pilihan 1 Memilih Kelas B
dan Pilihan 2 Memilih Kelas A. dengan asumsi, Jika saya tidak Lolos di Pilihan 1, Setidaknya
masih ada Pilihan 2. Nah ini tidak. Saya memilih Kedua Pilihan tersebut dengan
Kelas B. Karena memang tujuan saya adalah Kelas B. dan kemungkinan Kelas B adalah
kelas Favorit, pasti banyak yang memilih Kelas B dibanding Kelas A. Saya
semakin merasa sulit untuk lolos mengingat terdapat 65 Peserta. Tidak mungkin
jika semuanya di terima.
Tetapi semua terbantahkan ketika nama saya tercantum sebagai
salah satu peserta yang lolos Seleksi Pascasarjana STIMIK AMIKOM angkatan 15.
Alhamdulillah tak henti saya bersyukur Kepada ALLAH SWT yang telah memberikan
nikmat untuk hambanya yang Tidak Sempurna ini. dari 65 Peserta, Terpilih 48
Mahasiswa yang terbagi 20 Mahasiswa di Kelas A dan 28 Mahasiswa di Kelas B.
Jalan Panjang Tak terduga, akhirnya, yang dulu hanyalah
angan, sekarang menjadi kenyataan. Target Saya Kedepan adalah Lulus dalam Waktu
2 Tahun dengan IPK 3.5. InsyaAllah semoga Tercapai.
0 Response to "Jalan Panjang Mencari Ilmu di Kampus Ungu (AMIKOM)"
Post a Comment